LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN DIHIBRID PADA LALAT
BUAH
Drosophila Melanogaster
Disusun
Oleh:
Amalia
Ratnasari
1001070004
Kelompok
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
PERCOBAAN
II
PERSILANGAN
DIHIBRID PADA LALAT BUAH
Drosophila Menalogaster
A. Tujuan
Praktikum
persilangan dihibrid pada lalat buah ( D.
Melanogaster ) bertujuan untuk:
-
Mengetahui parental, F1, F2
lalat buah ( D. Melanogaster ) pada botol nomor 53.
-
Membuktikan ratio perbandingan F2
dengan dua sifat beda (dihibrid) yang tidak menyimpang dengan hukum mendel II.
-
Membuat diagram persilangan mulai dari
parental, F1, F2 pada botol nomor 53.
-
Membuat perhitungan dengan chi kuadrat.
B. Tinjauan
Pustaka
Hukum
mendel II : pengelompokkan gen secara
bebas. Dalam bahasa inggris : “ Independent Assortment of ganes.” Hukum ini
berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke
masing-masing kutub ketika meosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada Dihibrid atau Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang memiliki 2 atau
lebih karakter berbeda. Disebut juga Hukum Asortasi. (yatim:2003).
Hukum
mendel II disebut hukum pengelompokkan gen secara bebas (dalam bahasa inggris:
“ the law of independent Assortment of ganes”). Hukum ini menyatakan bahwa
gen-gen dari sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsung pembelahan
reduksi(meiosis) pada waktu pembentukkan gamet. (Suryo:1994)
Disamping
melakukan percobaan dengan pewarisan satu sifat beda. Mendel juga melakukan
persilangan dengan dua sifat beda. Prinsip segregasi mendel berlaku pada
segregasi kromosom homolog. Mendel menyilangkan tanaman yang mempunyai dua
macam alel yang berbeda. Ia menyilangkan tanaman ercis yang berwarna kuning dan
berbiji bulat dengan tanaman tanaman yang berwarna hijau dan berbiji keriput. F1
penyilangan 2 parental homolog adalah dihibrid (heterozigot) untuk dua gen yang
terkait individu F1 ini disebut individu dihibrid dan persilangannya
disebut persilangan dihibrid. (sisunandar:2011)
Kalau
disilangkan kacang ercis kuning-bulat dengan kacang ercis hijau-keriput
ternyata F1 terdiri atas kacang ercis yang bijinya kuning-bulat
semua. Ini menunukkan karakter kuning dan bulat sama dominan terhadap hijau dan
keriput. Lalu kalau F1 melakukan penyerbukan sendiri, terdapat F2
yang bukan terdiri atas 2 kelas saja fenotipenya tapi ada 4 kelas.
Keempat kelas fenotipe F2 yaitu: kuning-bulat, kuning-keriput,
hijau-bulat, hijau keriput. (yatim:2003)
Ratio
perbandingan F2 kalau dijumlahkan semua yang memiliki karakter sama
dari keempat macam itu, akan didapat : 9 kuning-bulat : 3 kuning-keriput : 3
hijau-bulat : 1 hijau-keriput. Bila disingkat : Ratio Fenotipe dihibrid F2
: 9 : 3 : 3 : 1 (yatim : 2003)
Berlakunya
hukum mendel II yaitu ketika terjadinya meiosis pada gametogonium individu yang
memiliki genotipe double-heterozigot, triple-heterozigot, atau
poli-hiterozigot, dan seterusnya sesuai dengan jenis hibridnya, apakah di, tri
atau poli-hibrid. Sesuai anafase I saat pemisaahan dan pengelompokkan gen-gen
secara bebas, ke kutub atas atau ke kutub bawah (yatim:2003)
C. Alat
dan bahan
Alat
-
Botol kultur
-
Botol Eterasi
-
Sterofom
-
Pipet tetes
-
Cawan petri
-
Botol pembunuh
-
Sumbat gabus
-
Selembar kertas putih
-
Kaca pembesar
-
Kapas
Bahan
-
Lalat buah ( D. Melanogaster )
-
Eter ( dieter etil )
-
Larutan sabun detergen
D. Cara
kerja
1. Memegang
botol kultur dan menyentakkan ke bantalan sterofom secara perlahan-lahan.
2. Membuka
gabus botol kultur kemudian mempertautkan botol kultur dengan botol eterasi
secara perlahan-lahan.
3. Mengarahkan
botol kultur kearah sumber cahaya kemudian dengan tangan kanan memutar botol
kultur agar lalat buah yang ada di botol kultur berpindah ke botol eterasi.
4. Memegang
botol eterasi yang masih mengarah kesumber cahaya kemudian segara menyumbat
dengan gabus.
5. Meneteskan
3-4 tetes eter(dietil eter) pada lubang yang diberi kapas pada botol eterasi.
6. Meletakkan
kapas yang sudah ditetesi 2-3 tetes eter(dietil eter) pada cawan petri.
7. Setelah
semua lalat yang berada pada botol eterasi pingsan maka lalat dipindahkan dari
botol kultur ke cawan petri yang sudah berisi kapas yang telah ditetesi eter.
8. Melakukan
perhitungan pada lalat yang berada di cawan petri dengan menggunakan kuas dan
kaca pembesar.
9. Jika
dalam perhitungan lalat sadar kembali maka dibius lagi dengan cara meneteskan
2-3 tetes eter(dietil eter) pada kapas yang berada pada cawn petri.
10. Jika
perhitungan telah selesai maka lalat dibuang dalam botol pembunuh yang berisi
sabun detergen.
E. Hasil
Pada
botol nomor 53 diketahui bahwa:
1. Parentalnya
yaitu Curled (cucu) dan Black (bb)
2. Perbandingan
chi kuadrat.
Dari persilangan yang
telah diamati dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data yang
diperoleh tidak ada perbedaan dengan Hukum Mendel II
Ha : Data yang
diperoleh ada perbedaan dengan Hukum Mendel II
Untuk membuktikan
hipotesis diatas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Normal
|
Curled
|
Black
|
Curled
Black
|
Jumlah
|
|
Jumlah
individu yang diamati (ft)
|
124
|
57
|
54
|
16
|
251
|
Jumlah
Individu yang diharapkan (Ft)
|
x 251= 141,1875
|
x 251=
47,0625
|
x 251 =
47,0625
|
x 251 =
15,5675
|
250,88
|
Derajat kebebasan (dk)
= k - 1
= 4 – 1
= 3
X2
=
+
+
+
=
+
+
+
= 2,0923 + 2,0983 + 1,0226 + 0,0120
= 5,2252
Maka
diperoleh Xhitung 5,2252
Persilangan Dihibrid
X2tabel = 7,815
|
Hipotesis
:
Dari
data yang diperoleh jika dibandingkan dengan tabel chi kuadrat (7,815) maka
hasil tersebut lebih kecil dari tabel. Dapat disimpulkan Xhitung < X2tabel
sehingga Ho diterima. Artinya data yang diperoleh tidak ada perbedaan dengan
Hukum Mendel II atau tidak menyimpang dari Hukum Mendel II.
3. Diagram
persilangan
P ♂
Curled X ♀ Black
(cucuBB) (CuCubb)
Gamet cuB Cub
F1 CucuBb
F2 CucuBb X CucuBb
Gamet
yang dibentuk :
Cu
B
cu
b
tabel
persilangan
♂ ♀
|
CuB
|
Cub
|
cuB
|
Cub
|
CuB
|
CuCuBB
|
CuCuBb
|
CucuBB
|
CucuBb
|
Cub
|
CuCuBb
|
CuCubb
|
CucuBb
|
Cucubb
|
cuB
|
CucuBB
|
CucuBb
|
cucuBB
|
cucuBb
|
Cub
|
Cucubb
|
Cucubb
|
cucuBb
|
Cucubb
|
·
Maka diperoleh perbandingan
CuCuBB
: CucuBB : CuCuBb : CucuBb : cucuBB : cucuBb : CuCubb : Cucubb : cucubb
1
: 2 :
2 : 4
: 1 :
2 : 1
: 2
: 1
9 Normal : 3
curled : 3 black : 1 curled black
·
Sehingga diperoleh ratio generasi F2
Normal
: Curled : Black : Curled black
9
: 3 :
3 : 1
F. Pembahasan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada botol nomor 53
diketahui bahwa:
Parentalnya
yaitu curled (cucuBB) yang memiliki tubuh dengan ciri-ciri tubuh coklat, dan
sayap melengkung dan black(cucubb) yang memiliki ciri-ciri tubuh hitam, sayap panjang.
Setelah dihitung perbandingan chi kuadratnya di peroleh 5,2252
yang mana hasilnya lebih kecil dari pada tabel chi kuadrat dengan derajat
kebebasan 3 yaitu 7,815 atau dengan kata lain Xhitung < X tabel artinya
sehingga menerima Hipotesis Nol(Ho).
Yang
mana hipotesis nol itu sendiri artinya data yang diperoleh sesuai atau tidak
menyimpang dengan Hukum mendel II.
Hukum Mendel II berbunyi :
“pengelompokkan gen secara bebas” dalam bahasa inggris “ Independent Assortment
of Genes”. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid yaitu
persilangan yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda(yatim:2003).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada botol 53 yaitu persilangan
antara curled (cucu) yang memiliki cirri-ciri tubuh coklat, sayap melengkung
dengan black(bb) yang memiliki cirri-ciri tubuh hitam, sayap panjang.
Pada persilangan antara curled(cucuBB) dan black(CuCubb) diperoleh
F1 normal yaitu CucuBb. Yang mana F1 disilangkan dengan F1
( CucuBb X CucuBb) , sehingga muncul 4 gamet yang dibentuk
yaitu CuB, Cub, cuB, dan cub.
Keempat gamet tersebut muncul karena persilangan dua sifat beda
yang terletak pada kromosom yang berlainan yaitu kromosom nomor 2 dan nomor 3
akan bersegrasi secara bebas pasa tahap metaphase 1 dari pembelahan meiosis,
terjadi pemisahan kromosom secara bebas dengan susunan sembarang dengan
menghasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan 9 : 3: 3 :1. (sisunandar:2011)
F2 diperoleh perbandingan
CuCuBB
: CucuBB :CuCuBb : CucuBb : cucuBB : cucuBb : CuCubb : Cucubb : cucubb
1
: 2 :
2 : 4
: 1 :
2 : 1
: 2 :
1
9 normal 3 curled 3 black 1
Sehingga
diperoleh perbandingan ratio generasi F2 yaitu:
9
normal : 3 Curled : 3 Black : 1 curld black. Hasil ini berarti data yang
diperoleh tidak menyimpang dari hukum mendel II.
Dengan
data pendekatan yaitu normal
x
251 = 141,1875
Curled
x
251 = 47,0625. Black
x
251 = 47,0625. Curled black
x
251 = 15,5675
G. Kesimpulan
·
Pada botol nomor 53 parentalnya adalah
curled(cucu) dan black(bb)
·
Xhitung < X2 tabel
5,2252
< 7,815 maka Hipotesis nol diterima artinya data yang diperoleh tidak ada
perbedaan dengan Hukum Mendel II.
·
Diperoleh F1 yaitu CucuBB atau
normal
·
Diperoleh ratio generasi F2
yaitu 9 normal : 3 curled : 3 black : 1 curled black.
·
Pengamatan yang dilakukan pada botol
nomor 53 tidah menyimpang dengan hukum mendel II.
·
Dihibrid adalah persilangan dari individu
yang memiliki 2 sifat berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Sisunanadar, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Suryo,
1994 . Gnetika Stratal. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Yatim
wildan, 2003 . Genetika edisi ke 5.
Bandung : Tarsito
maksih tulisannya, mbak.. nambah refrensi buat bikin laporan bab ini..
ReplyDeletewww.tikatiexa.blogspot.com
dilarang copas. untung belajar drag and drop waktu tk. hihihihih tengkiu referensinya
ReplyDeletekenapa harus di larang kopas?trus apa gunax ni refrensi ada di blog ini?
ReplyDeletepelit kali ya ga boleh copas, kuburannya sempit :p
ReplyDeleteklo klik kanan ga bisa, caranya tulisan yg mo dicopy diblok terus pake ctrl+c kemudian kopikan ke ms word dgn menekan ctrl+v
ReplyDelete