LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN
MONOHIBRID PADA LALAT
(
D. melanogaster )
Disusun
oleh :
Amalia
Ratnasari
1001070004
Kelompok
B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
PERCOBAAN
I
PERSILANGAN
MONOHIBRID PADA LALAT BUAH
( D. melanogaster )
( D. melanogaster )
I.
TujuanPraktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk :
-
Mengetahui 8 jenis mutant yang dimiliki
oleh lab. Genetika dan Butani UMP
-
Membuktikan Ratio perbandingan F2 perkawinan
dangan satu sifat beda ( Monohibrid ) tidak menyimpang dari Hukum Mendel I.
-
Bisa membuat diagram persilangan mulai
dari Parental, F1, dan F2
II.
Tinjauan Pustaka
Meskipun
kebanyakan orang menghubungkan genetika terutama dengan pemindahan sifat-sifat
dari satu generasi ke generasi lain, atau apa yang kita sebut keturunan (
heredity), lebih jauh kita mengetaui bahwa hal ini mencangkup seluruh proses
biologi.
kriteria
yang biasa digunakan oleh para ahli biologi untuk membedakan organism hidup
dengan benda mati: kemampuan untuk berproduksi ( berkembangbiak), untuk
bermutasi, untuk berevolusi, untuk mengadakan reaksi biokimia (yaitu reaksi
metabolis). Semua fenomena ini sebenarnya ada di bawah pengaruh.
Tidak
mengherankan bahwa pemindahan sifat merupakan aspek genetic yang menarik
perhatian para ilmuan dan mungkin menimbulkan keingin tahuan yang besar pada
orang awam, jadi apakah alasannya bahwa perkembangbiakan itu menjamin
ke;angsungan hidup spesies? Proses-proses apakah yang menyebabkan cirri-ciri
anak menyerupai cirri-ciri salah satu atau kedua orangtuanya, dalam beberapa
hal nyata sekali dan beberapa hal lain hanya samar-samar? Apa sebabnya beberapa
sifat secara tetap tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke generasi
lain, sedangkan sifat-sifat lain seolah-olah menghilang dan timbul kembali
beberapa generasi berikutnya?
Pertanyaan-pertanyaan
mengenai perilaku pewarisan ini menarik perhatian para peneliti selama beberapa
abad.Teori pertama-tama diajukan untuk menerangkan misteri alam demikian,
mencerminkan tidak digunakannya peralatan ilmiah oleh para ilmuan klasik,
maupun karena kuatnya doktrin agama di mana mereka itu hidup.
Sekalipun adanya kedua
pembatasan itu, para pendahulu kita itu secara menkjubkan dapat member
pendekatan kearah kebenaran.Sekarang, banyak dari teori mereka terasa
menggeliakan, namun setiap teori itu mengakibatkan ilmu pengetahuan melangkah
maju setapak dan sekalipun tidak memberikan kontribusi langsung, namun
memberikan stimulasi bagi studi kearah tujuan yang benar.
GREGOR MENDEL DAN
HUKUM-HUKUM GENETIKA.
Ilmuan
pertama yang membuktikan bahwa pemindahan sifat tidak selalu meragukan tapi
dapat mempunyai pola yang dapat diperkirakan, tidak berasal dari institusi
akademis atau ilmiah, sebagaimana orang sangka, namu dari lingkungan yang sunyi
di sebuah biara Austria.
Pada
pertengahan abad ke-19, gregor mendel, seorang rahib dari orde augustin, dengan
mengkombinasikan pemikiran yang logis, perhatian yang besar terhadap
hibridisasi taaman (penyilangan varietas-varietas berlainan). Dan bakat dalam
analisa statistic, sampai pada suatu kesimpulan yang dikenal sebagai
hokum-hukum genetika klasik.
Hukum mendel I
Hukum
mendel I: pemisahan gen sealel.
Peristiwa
pemisahan alel ini terlihat ketika pemikinan gamet individu yang memiliki
genotype heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu.
Hukum ini dis
ebut juga hokum
segregasi. Berdasarkan percobaan menyilangkan 2 individu yang memiliki 1
karakteryang berbeda: monohybrid.
Rata-rata pada
persilangan yang di lakukan oleh mendel mendapati bahwa perbandingan (ratio)
antara 2 individu yang memiliki 1 krakter yang berbeda yaitu 3:1.
Praktikum
genetika pada dasarnya merupakan praktikum yang dapat dilakukan dengan mudah,
dengan biaya yang murah dan tidak memerlukan teknologi yang canggih.
Bahan
yang digunakan untuk percobaan genetika pada umumnya adalah lalat uah ( Drosophila melanogaster ). Penggunaan D.
melanogaster ini mempunyai banyak keunggulan, antara lain:
a.
Pada umumnya tidak memerlukan kondisi
yang aseptic (steril) seperti apabila kita menggunakan mikroorganisme untuk
percobaan.
b.
Mudah diperoleh. Meskipun mutan
drosophila tidak mudah diperoleh, tetapi drosophila sendiri adalah organism
yang mudah diperoleh di sekitar rumah.
c.
Biaya yang diperlukan murah.
d.
Tidak memerlukan tempat yang luas. Stok
mutan biasanya dipelihara di botol selai kecil. Satu botol berisi sekitar
300-500.
e.
Tidak berbahaya bagi kesehatan
f.
Meskipun D.melanogaster merupakan hewan kecil dengan ukuran 2-5mm saja, tetapi
bahan tersebut cukup besar bagi hewan percobaan jika di bandingkan hewan lain.
g.
D. melanogaster
mempunyai siklus hidup yang pendek, yaitusekitar 8-15 hari.
h.
D. melanogaster
mempunyai jmlah kromosom yang sedikit,yaitu 4-5 pasang kromosom.
i.
D. melanogaster
mempunyai kromosom raksasa, yaitu kromosom dengan ukuran yang besar dan hal ini
tidak dimiliki oleh organism lain.
j.
D. melanogaster
mempunyai banyak mutan sehingga kaya variasi.
k.
D. melanogastermempunyai
banyak keturunan. Seekor lalat betina dapat menghasilkan sampai 500 buah telur
selama hidupnya.
l.
D. melanogaster
tidak mengalami pindah silang sehinggan persilangan dapat di hitung dengan
tepat jika dibandingkan dengan tumbuhan atau hewan yang mengalami pindah silang
pada kedua belah pihak.
III.
Alat dan Bahan
a.
Alat b.
Bahan
-
Botol kultur
-
Botol eterasi - Lalat D.
melanogaster
-
Strerofom - Eter (
dieter etil )
-
Pipet tetes
-
Cawan petri
-
Botol pembunuh
-
Selembar kertas putih
-
Sumbat gabus
IV.
Cara kerja pembiusan
1.
Menyentakkan botol kultur pada bantalan
styroform ( busa plastic atau pada bantalan karet ) sehingga semua lalat buah
yang ada di ruangan botol akan jatuh kebawah. Dalam menyentakkan botol tidak
boleh dilakukan dengan keras karena akan menyebabkan lalat buah menjadi
terbenam dalam mediu.
2.
Membuka sumbat busa botol kultur
kemudian mempertautkan botol kultur dengan botol eterasi, memegang dengan
tangan kiri.
3.
Dengan tangan kanan yang masih bebas,
memutar botol kultur perlahan-lahan sesuai dengan sumbu untuk merangsang lalat
buah di dalam botol kultur berpindah ke botol eterasi. untuk memudahkan
mengarahkan botol eterasi kea rah sumber cahaya.
4.
Setelah sebagian besar lalat buah masuk
kedalam botol eterasi, maka melepaskan botol kultur perlahan-lahan dan
menyumbat kembali. Sementara itu, mengarahkan botol eterasi tetapke arah sumber
cahaya, kemudian segera menyumbat botol eterasi dengan sumbat gabus yang sudah
disediakan.
5.
Meneteskan sedikit eter ( dietil eter ), kira-kira 3-4 tetes, kemudian
didiamkan. Mengusahakan lalat buah dapat bergerak tersebar dengan cara
menjauhkan lalat buah dari cahaya yang kuat.
6.
Setelah semua lalat pingsan ( tidak
berjalan atau bergerak ), mendiamkan botol eterasi selama 30-45 detik.
7.
Dalam melakukan perhitungan, biasakan
menempatkan lalat buah di tas selembar kertas putih, karena hal ini akan sangat
membantu dalam pengamatan karakter dari suatu mutan secara jelas.
8.
Lalat buah yang bangun kembali sebelum
perhitungan selesai dapat dibius kembali dengan cara menempatkan pada cawan
petri yang sudah di beri kapas dan dilapisi dengan kain kasa yang telah di
tetesi dengan eter.
9.
Lalat yang sudah dihitung dan tidak
dipergunakan lagi akan dibuang dalam botol pembunuh yang berisi sabun detergen
atau alcohol. Lalat tidak boleh di lepaskan begitu saja karna dapat mengganggu
populasi lalat buah di sekitar lingkungan kita.
V.
Hasil
Dari botol nomor 65 diketahui bahwa :
1. Parentalnya
yaitu Normal (++) dan sepia ( se se )
2. Perbandingan
chi kuadrat
Dari persilangan yang telah dilakukan diajukan
hipoesis sebagai berikut:
Ho: Data yang diperoleh tidak ada
perbedaan antara pekerjaan saya dengan teman lain (hukum mendel I).
Ha: data yang diperoleh ada perbedaan
antara pekerjaan saya dengan teman lain (hukum mendel I)
Untuk
membuktikan hipotesis di atas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Normal
|
Sepia
|
Jumlah
|
|
Jumlah individu yang diamati (ft)
|
179
|
71
|
250
|
Jumlah individu yg diharapkan (Ft)
|
x 250 = 187, 5
|
x 250 = 62,5
|
Derajat
kebebasan ( dk ) = k - 1 = 2 -1 = 1
X2 = -
= 0,38 – 1,156
= 1, 536
Maka
diperoleh X hitung sebesar 1,536
Sedangkan
perbandingan tabel chi kuadrat monohibrid X2
= 3,841
-
Hipotesis : dari data yang diperoleh, jika
dibandingkan dengan tabel chi kuadrat
(3,841), maka hasil tersebut lebih lebih kecil dibanding tabel sehingga
menerima hipotesis nol.
X hitung < X2 tabel
sehingga Ho diterima.
3. Membuat
diagram persilangan mulai dari parental, F1, dan F2.
Parental
: Normal sepia
Gamet + Se
F1 (normal) => generasi F1
F2 X
♂♀
|
+
|
Se
|
+
|
||
Se
|
Maka,
diperoleh perbandigan
1 : 2 : 1
3 :
1
Normal sepia
Sehingga
diperoleh ratio generasi F2
Normal : sepia
3
: 1
VI.
PEMBAHASAN
Dari
percobaan yang telah di lakukan pada botol no 65 diketahui bahwa parental atau
induknya yaitu D. drosophila normal (++) dan D. drosophila sepia ( se se ).
Kemudian setelah dihitung perbandingan chi kuadratnya yaitu 1,536 yang mana
hasilnya lebih kecil dari tabel chi kuadrat (3,841) atau dengan kata lain X
hitung < X2 tabel sehingga menerima Hipotesis nol. Yang mana
hipotesis nol itu sendiri yaitu tidak ada perbedaan antara pekerjaan saya
dengan teman lain atau tidak menyimpang dari hukum Mendel I.
Hukum
mendel I berbunyi : “ pemisahan gen sealel “. Peristiwa pemisahan alel ini
terlihat ketika pembikinan gamet individu yang memiliki genoyipe heterozigot,
sehingga setiap gamet mengandung salah sau alel itu.Hukum ini juga di sebut
Hukum Segrgasi.Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1
karekter berbeda.Dalam percobaan yang telah dilakukan yaitu persilangan antara
D. Drosophila Normal (++) yang bermata merah dengan D.Drosophila Sepia (Se Se)
yang bermata kecoklatan.
Pada
diagram persilangan diketahui bahwa D. Drosophila yang normal bergenotipe (++)
atau sedangkan D.Drosophila yang sepia bergenotipe
(Se Se) atau . Hasil silangannya
bergenotipe . Kemudian ini disilangkan dengan maka mempunyai keturunan yang memiliki 3 macam
genotype : , , D.drosophila yang bergenotipe dan memiliki fenotif sama yaitu normal (mata
merah) sedangkan yang bergenotif memiliki fenotipe yaitu sepia (mata
kecoklatan) dengan demikian maka perbandingan genotipenya yaitu 1 , 2 , 1 atau perbandingan(ratio) 3:1.
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan
dapat di simpulkan bahwa:
-
Parental pada botol nomor 65 yaitu D.
drosophila normal dengan D. drosophila sepia .
-
X hitung < X2 tabel
1,536 < 3,841 sehingga Ho diterima.
Artinya tidak ada penyimpangan dari Hukum Mendel 1
-
Daridiagram persilangan dapat diketahui
perbandingan genotifnya
1
: 2 :
1
3 normal : 1 sepia
-
Sehingga diperoleh ratio generasi F2
normal : sepia yaitu 3 : 1.
DAFTAR PUSTAKA
Pai anna C. 1985.Dasar-Dasar genetika.Bandung : Erlangga.
Sisunandar. 2011. Penuntun praktikum Genetika. Puewokerto :
Universitas Muhammadiyyah Purwokerto
Suryo, 1994.Genetika strata.Yogyakarta : Gajah Mada University press.
Yatim wildan. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito
No comments:
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.