Monday, August 13, 2012

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERSILANGAN MONOHIBRID PADA LALAT

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN MONOHIBRID PADA LALAT
( D. melanogaster )
 
Disusun oleh :
Amalia Ratnasari
1001070004
Kelompok B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011

 PERCOBAAN I
PERSILANGAN MONOHIBRID PADA LALAT BUAH
( D. melanogaster )
I.                   TujuanPraktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
-          Mengetahui 8 jenis mutant yang dimiliki oleh lab. Genetika dan Butani UMP
-          Membuktikan Ratio perbandingan F2 perkawinan dangan satu sifat beda ( Monohibrid ) tidak menyimpang dari Hukum Mendel I.
-          Bisa membuat diagram persilangan mulai dari Parental, F1, dan F2

II.                Tinjauan Pustaka

Meskipun kebanyakan orang menghubungkan genetika terutama dengan pemindahan sifat-sifat dari satu generasi ke generasi lain, atau apa yang kita sebut keturunan ( heredity), lebih jauh kita mengetaui bahwa hal ini mencangkup seluruh proses biologi.
kriteria yang biasa digunakan oleh para ahli biologi untuk membedakan organism hidup dengan benda mati: kemampuan untuk berproduksi ( berkembangbiak), untuk bermutasi, untuk berevolusi, untuk mengadakan reaksi biokimia (yaitu reaksi metabolis). Semua fenomena ini sebenarnya ada di bawah pengaruh.
Tidak mengherankan bahwa pemindahan sifat merupakan aspek genetic yang menarik perhatian para ilmuan dan mungkin menimbulkan keingin tahuan yang besar pada orang awam, jadi apakah alasannya bahwa perkembangbiakan itu menjamin ke;angsungan hidup spesies? Proses-proses apakah yang menyebabkan cirri-ciri anak menyerupai cirri-ciri salah satu atau kedua orangtuanya, dalam beberapa hal nyata sekali dan beberapa hal lain hanya samar-samar? Apa sebabnya beberapa sifat secara tetap tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke generasi lain, sedangkan sifat-sifat lain seolah-olah menghilang dan timbul kembali beberapa generasi berikutnya?
Pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku pewarisan ini menarik perhatian para peneliti selama beberapa abad.Teori pertama-tama diajukan untuk menerangkan misteri alam demikian, mencerminkan tidak digunakannya peralatan ilmiah oleh para ilmuan klasik, maupun karena kuatnya doktrin agama di mana mereka itu hidup.
Sekalipun adanya kedua pembatasan itu, para pendahulu kita itu secara menkjubkan dapat member pendekatan kearah kebenaran.Sekarang, banyak dari teori mereka terasa menggeliakan, namun setiap teori itu mengakibatkan ilmu pengetahuan melangkah maju setapak dan sekalipun tidak memberikan kontribusi langsung, namun memberikan stimulasi bagi studi kearah tujuan yang benar.


GREGOR MENDEL DAN HUKUM-HUKUM GENETIKA.
Ilmuan pertama yang membuktikan bahwa pemindahan sifat tidak selalu meragukan tapi dapat mempunyai pola yang dapat diperkirakan, tidak berasal dari institusi akademis atau ilmiah, sebagaimana orang sangka, namu dari lingkungan yang sunyi di sebuah biara Austria.
Pada pertengahan abad ke-19, gregor mendel, seorang rahib dari orde augustin, dengan mengkombinasikan pemikiran yang logis, perhatian yang besar terhadap hibridisasi taaman (penyilangan varietas-varietas berlainan). Dan bakat dalam analisa statistic, sampai pada suatu kesimpulan yang dikenal sebagai hokum-hukum genetika klasik.
Hukum mendel I
Hukum mendel I: pemisahan gen sealel.
Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pemikinan gamet individu yang memiliki genotype heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu.
Hukum ini dis




ebut juga hokum segregasi. Berdasarkan percobaan menyilangkan 2 individu yang memiliki 1 karakteryang berbeda: monohybrid.
Rata-rata pada persilangan yang di lakukan oleh mendel mendapati bahwa perbandingan (ratio) antara 2 individu yang memiliki 1 krakter yang berbeda yaitu 3:1.
Praktikum genetika pada dasarnya merupakan praktikum yang dapat dilakukan dengan mudah, dengan biaya yang murah dan tidak memerlukan teknologi yang  canggih.
Bahan yang digunakan untuk percobaan genetika pada umumnya adalah lalat uah ( Drosophila melanogaster ). Penggunaan D. melanogaster ini mempunyai banyak keunggulan, antara lain:
a.       Pada umumnya tidak memerlukan kondisi yang aseptic (steril) seperti apabila kita menggunakan mikroorganisme untuk percobaan.
b.      Mudah diperoleh. Meskipun mutan drosophila tidak mudah diperoleh, tetapi drosophila sendiri adalah organism yang mudah diperoleh di sekitar rumah.
c.       Biaya yang diperlukan murah.
d.      Tidak memerlukan tempat yang luas. Stok mutan biasanya dipelihara di botol selai kecil. Satu botol berisi sekitar 300-500.
e.       Tidak berbahaya bagi kesehatan
f.       Meskipun D.melanogaster merupakan hewan kecil dengan ukuran 2-5mm saja, tetapi bahan tersebut cukup besar bagi hewan percobaan jika di bandingkan hewan lain.
g.      D. melanogaster mempunyai siklus hidup yang pendek, yaitusekitar 8-15 hari.
h.      D. melanogaster mempunyai jmlah kromosom yang sedikit,yaitu 4-5 pasang kromosom.
i.        D. melanogaster mempunyai kromosom raksasa, yaitu kromosom dengan ukuran yang besar dan hal ini tidak dimiliki oleh organism lain.
j.        D. melanogaster mempunyai banyak mutan sehingga kaya variasi.
k.      D. melanogastermempunyai banyak keturunan. Seekor lalat betina dapat menghasilkan sampai 500 buah telur selama hidupnya.
l.        D. melanogaster tidak mengalami pindah silang sehinggan persilangan dapat di hitung dengan tepat jika dibandingkan dengan tumbuhan atau hewan yang mengalami pindah silang pada kedua belah pihak.



III.             Alat dan Bahan
a.       Alat                                                     b. Bahan
-          Botol kultur
-          Botol eterasi                                                    - Lalat D. melanogaster
-          Strerofom                                                        - Eter ( dieter etil )
-          Pipet tetes
-          Cawan petri
-          Botol pembunuh
-          Selembar kertas putih
-          Sumbat gabus

IV.             Cara kerja pembiusan
1.      Menyentakkan botol kultur pada bantalan styroform ( busa plastic atau pada bantalan karet ) sehingga semua lalat buah yang ada di ruangan botol akan jatuh kebawah. Dalam menyentakkan botol tidak boleh dilakukan dengan keras karena akan menyebabkan lalat buah menjadi terbenam dalam mediu.
2.      Membuka sumbat busa botol kultur kemudian mempertautkan botol kultur dengan botol eterasi, memegang dengan tangan kiri.
3.      Dengan tangan kanan yang masih bebas, memutar botol kultur perlahan-lahan sesuai dengan sumbu untuk merangsang lalat buah di dalam botol kultur berpindah ke botol eterasi. untuk memudahkan mengarahkan botol eterasi kea rah sumber cahaya.
4.      Setelah sebagian besar lalat buah masuk kedalam botol eterasi, maka melepaskan botol kultur perlahan-lahan dan menyumbat kembali. Sementara itu, mengarahkan botol eterasi tetapke arah sumber cahaya, kemudian segera menyumbat botol eterasi dengan sumbat gabus yang sudah disediakan.
5.      Meneteskan sedikit eter ( dietil eter ), kira-kira 3-4 tetes, kemudian didiamkan. Mengusahakan lalat buah dapat bergerak tersebar dengan cara menjauhkan lalat buah dari cahaya yang kuat.
6.      Setelah semua lalat pingsan ( tidak berjalan atau bergerak ), mendiamkan botol eterasi selama 30-45 detik.
7.      Dalam melakukan perhitungan, biasakan menempatkan lalat buah di tas selembar kertas putih, karena hal ini akan sangat membantu dalam pengamatan karakter dari suatu mutan secara jelas.
8.      Lalat buah yang bangun kembali sebelum perhitungan selesai dapat dibius kembali dengan cara menempatkan pada cawan petri yang sudah di beri kapas dan dilapisi dengan kain kasa yang telah di tetesi dengan eter.
9.      Lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi akan dibuang dalam botol pembunuh yang berisi sabun detergen atau alcohol. Lalat tidak boleh di lepaskan begitu saja karna dapat mengganggu populasi lalat buah di sekitar lingkungan kita.

V.                Hasil
Dari botol nomor 65 diketahui bahwa :
1.      Parentalnya yaitu Normal (++) dan sepia ( se se )
2.      Perbandingan chi kuadrat
Dari persilangan yang telah dilakukan diajukan hipoesis sebagai berikut:
Ho: Data yang diperoleh tidak ada perbedaan antara pekerjaan saya dengan teman lain (hukum mendel I).
Ha: data yang diperoleh ada perbedaan antara pekerjaan saya dengan teman lain (hukum mendel I)
Untuk membuktikan hipotesis di atas, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Normal
Sepia
Jumlah
Jumlah individu yang diamati (ft)
179
71
250
Jumlah individu yg diharapkan (Ft)
 x 250 = 187, 5
 x 250 = 62,5


Derajat kebebasan ( dk ) = k  - 1 = 2 -1 = 1
X2              = -
   = 0,38 – 1,156
   = 1, 536
Maka diperoleh X hitung sebesar 1,536
Sedangkan perbandingan tabel chi kuadrat monohibrid           X2 = 3,841


-          Hipotesis : dari data yang diperoleh, jika dibandingkan  dengan tabel chi kuadrat (3,841), maka hasil tersebut lebih lebih kecil dibanding tabel sehingga menerima hipotesis nol.
X hitung < X2 tabel sehingga Ho diterima.

3.      Membuat diagram persilangan mulai dari parental, F1, dan F2.
Parental :                   Normal                                         sepia
                                                                                    

Gamet                            +                                                          Se

F1                                                             (normal) => generasi F1

F2                                                                                           X                    
♂♀
+
Se
+
Se

Maka, diperoleh perbandigan
 1     :      2    : 1
3                         :  1
Normal       sepia
Sehingga diperoleh ratio generasi F2
Normal  :           sepia
3                         :           1













VI.             PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah di lakukan pada botol no 65 diketahui bahwa parental atau induknya yaitu D. drosophila normal (++) dan D. drosophila sepia ( se se ). Kemudian setelah dihitung perbandingan chi kuadratnya yaitu 1,536 yang mana hasilnya lebih kecil dari tabel chi kuadrat (3,841) atau dengan kata lain X hitung < X2 tabel sehingga menerima Hipotesis nol. Yang mana hipotesis nol itu sendiri yaitu tidak ada perbedaan antara pekerjaan saya dengan teman lain atau tidak menyimpang dari hukum Mendel I.
Hukum mendel I berbunyi : “ pemisahan gen sealel “. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet individu yang memiliki genoyipe heterozigot, sehingga setiap gamet mengandung salah sau alel itu.Hukum ini juga di sebut Hukum Segrgasi.Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1 karekter berbeda.Dalam percobaan yang telah dilakukan yaitu persilangan antara D. Drosophila Normal (++) yang bermata merah dengan D.Drosophila Sepia (Se Se) yang bermata kecoklatan.
Pada diagram persilangan diketahui bahwa D. Drosophila yang normal bergenotipe (++) atau  sedangkan D.Drosophila yang sepia bergenotipe (Se Se) atau . Hasil silangannya bergenotipe . Kemudian  ini disilangkan dengan  maka mempunyai keturunan yang memiliki 3 macam genotype : , ,  D.drosophila yang bergenotipe  dan  memiliki fenotif sama yaitu normal (mata merah) sedangkan yang bergenotif  memiliki fenotipe yaitu sepia (mata kecoklatan) dengan demikian maka perbandingan genotipenya yaitu 1 , 2 , 1  atau perbandingan(ratio) 3:1.






VII.          KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa:
-          Parental pada botol nomor 65 yaitu D. drosophila normal  dengan D. drosophila sepia .
-          X hitung < X2 tabel
1,536 < 3,841 sehingga Ho diterima. Artinya tidak ada penyimpangan dari Hukum Mendel 1
-          Daridiagram persilangan dapat diketahui perbandingan genotifnya
 :  : :
    1   :        2        :    1

                                    3 normal         : 1 sepia
-          Sehingga diperoleh ratio generasi F2 normal : sepia yaitu 3 : 1.










DAFTAR PUSTAKA

Pai anna C. 1985.Dasar-Dasar genetika.Bandung : Erlangga.
Sisunandar. 2011. Penuntun praktikum Genetika. Puewokerto :
         Universitas Muhammadiyyah Purwokerto

Suryo, 1994.Genetika strata.Yogyakarta : Gajah Mada University press.

Yatim wildan. 2003. Genetika. Bandung : Tarsito




No comments:

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.