Kultur jaringan pada pisang
Pisang
tentu saja bukan sesuatu hal yang asing dalam masyarakat indonesia, mungkin
semua orang pernah memakan atau merasakan pisang, tanaman pisang pada umumnya
sering dijumpai di kebun atau pekarangan dekat rumah karena mudah sekali
dibudidayakan. Pisang biasa dihidangkan sebagai penutup makan sekaligus menjadi
pencuci mulut karena kemampuannya menghilangkan bau mulut.
Pisang
biasanya dibudidayakan secara tradisional atau konvensioanl yaitu dengan
menanam tunas pisang dan membiarkannya tumbuh dilahan kebun atau pekarangan
rumah tanpa adanya perlakuan apapun sehingga tidak dapat tumbuh secara
maksimal. Pada pisang rentan sekali terkena virus sehingga pada keturunan kedua
bibit tunas yang ditanam belum tentu menghasilkan pisang yang sama seperti
induknya bahkan bisa saja lebih buruk.
Di
era modern sekarang ini para petani sudah mulai mengembangkan cara budidaya
atau memperbanyak pisang secara komersial dengan teknik jaringan. Dengan kultur
jaringan maka akan mendapatkan sifat yang sama dengan induknya sehingga dapat
mempertahankan kualitasnya dan dapat memperoleh tanaman dengan jumlah banyak
dalam waktu yang relatif singkat.
Teknik
kultur jaringan pada pisang dilakukan dengan cara mengisolasi tanaman berupa
mata tunas dalam medium buatan aseptik yang mengandung nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam botol tertutup untuk memperbanyak tanaman dengan memunculkan
tunas-tunas aksilar dari mata tunas yang dikulturkan.
Budidaya pisang dengan
teknik kultur jaringan mempunyai keuntungan untuk mendapatkan bibit banyak,
bermutu, seragam dalam waktu yang relatif singkat, memiliki sifat yang sama
seperti induknya, kesehatan bibit lebih terjamin dan bebas virus serta
kecepatan tumbuh yang lebih cepat dibandingkan cara konvensional.
Network Culture At Banana
Banana of course non something foreign matter in society of
indonesia, possible everybody have eaten or feel banana, banana crop in general
often find in lawn or garden of is near by house because easy to once
conducting. Ordinary banana served as conclusion eat at the same time become
dessert because its ability deodorize mouth.
Banana usually conducting traditionally or konvensioanl that is by
planting banana bydm soriyt and letting it grow garden farm or lawn of house
without existence of any treatment so that cannot grow maximally. At banana of
rentan is once hit by virus so that at clan both of planted bydm soriyt seed
not yet of course yielded banana which is same as its mains even might possibly
be worse.
In modern era this time all
farmer have started to develop the way of conducting or multiply banana
commercially with network technique. With network culture hence will get the
nature of which is equal to its mains so that can maintain its quality and can
obtain;get crop with amount of many during which relative shorten.
Culture network technique at banana conducted by crop insulation
in the form of bydm soriyt eye in pregnant aseptic brand medium of regulator
Iihat vitamin and nutrisi grow in bottle closed to multiply crop by peeping out
bydm soriyts of aksilar of bydm soriyt eye which is culture.
Banana conducting with network culture technique have advantage to
get seed many is, certifiable, uniform during which relative shorten, measuring
up to which is same as its mains, health of seed more well guaranted and is
free of virus and also speed grow which is is quicker to be compared to the way
of is conventional.
No comments:
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.