LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
PERSILANGAN GEN TERPAUT SEX PADA
LALAT BUAH
D.
Melanogaster
Disusun
oleh :
Amalia
Ratnasari
Kelompok
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2011
PERCOBAAN III
PERSILANGAN
GEN TERPAUT SEKS PADA LALAT BUAH
D. Melanogaster
A.
Tujuan
-
Untuk mengetahui parental botol nomor 27
-
Untuk mengetahui persilangan gen terpaut
seks pada lalat buah (D. Melanogaster)
-
Bisa membuat bagan persilangan F1
dan F2 pada botol nomor 27
-
Membuat perbandingan chi kuadrat
-
Untuk membuktikan hukum morgan tentang
pertautan seks
B. Tinjauan
Pustaka
Rangkai kelamin dalam bahasa inggris disebut
sex-linkage ialah gen yang terletak pada kromosom kelamin. Dengan begitu
karakter yang ditimbulkan gen ini diturunkan bersama dengan karakter
kelamin.(yatim:2003)
Kromosom kelamin pada
drosophila(kondisi XY)
1.
Jenis betina dari Drosophila melanogaster mempunyai empat
pasang kromosom, masing-masing anggota dari pasangan itu serupa. Pasangan I
berbentuk batang dan keduanya dikenal sebagai kromosom kelamin atau kromosom X.
2.
Jenis jantan mempunyai dua kromosom
kelamin, satu berbentuk batang dan lainnya berbentuk kaitan atau bentuk J
kromosom yang berentuk batang disebut “X” dan yang berbentuk kaitan disebut
“Y”. hubungan kromosom ini disebut kondisi “X-Y”. semua kromosom-kromosom
selain dari komplemen itu disebut autosom.(kusdiarti:2006)
yang terpaut pada
kromosom x tidak mempunyai alel pada kromosom y, akibatnya penurunan gen
terpaut x agak lain dibandingkan dengan gen autosom. Karena tidak mempunyai
alel pada kromosom y, maka gen terpaut kelamin dapat menunjukkan ekspresinya
walaupun dalam keadaan tunggal, baik resesif maupun dominan. (sisunandar:2011)
Morgan berhasil menemukan adanya tautan
seks dengan menyilangkan ♀ Drosophila
Melanogaster bermata merah dengan ♂ Drosophila Melanogaster bermata putih.
Menghasilkan F1 100% bermata merah. Kemudian F1
dikawinkan dengan sesamanya menghasilkan F2 yaitu 75% bermata merah
dan 25% bermata putih. Tetapi semua keturunan F2 yang bermata putih
hanya jantan. Hal ini menunjukkan gen yang menentukan warna mata Drosophila tertaut pada kromosom x.
Berdasarkan hasil di atas, morgan
mengambil kesimpulan bahwa generasi yang menentukan warna putih itu hanya memperlibatkan
pengaruh pada lalat jantan saja. lagi pula gen yang menentukan warna mata
terdapat pada kromosom x.
(sisunandar:2011)
C.
Alat dan Bahan
Alat
-
Kuas
-
Kapas
-
Botol eterasi
-
Cawan petri
-
Botol kultur
-
Sterofom
-
Pipet tetes
-
Botol pembunuh
-
Sumbat gabus
-
Selembar kertas putih
-
Kaca pembesar
-
kapas
Bahan
-
lalat buah ( D. Melanogaster)
-
eter (dietil eter)
-
larutan sabun detergen
D. Cara
karja
1. Memegang
botol kultur dan menyentakkan ke bantalan sterofom secara perlahan-lahan.
2. Membuka
sumbat gabus botol kultur lalu dengan tangan kiri mempertautkan botol kultur
dengan botol eterasi secara perlahan-lahan.
3. Mengarahkan
botol eterasi kearah sumber cahaya kemudian dengan tangan kanan memutar botol
kultur agar lalat buah yang ada di botol kultur berpindah ke botol eterasi.
4. Memegang
botol eterasi yang masih mengarah kesumber cahaya kemudian segara menyumbat
dengan gabus.
5. Meneteskan
3-4 tetes eter(dietil eter) pada lubang yang diberi kapas pada botol eterasi.
6. Setelah
semua lalat pada botol eterasi pingsan maka lalat dipindahkan ke cawan petri.
7. Melakukan
perhitungan pada lalat yang berada di cawan petri dengan menggunakan kuas dan
kaca pembesar.
8. Jika
dalam perhitungan lalat sadar kembali maka dibius lagi dengan cara meletakkan
kapas pada cawan petri kemudian meneteskan 3-4 tetes eter(dietil eter) pada
kapas tersebut.
9. setelah
perhitungan selesai maka lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi
dibuang dalam botol pembunuh yang berisi sabun detergen.
E.
Hasil
Pada
botol nomor 27 diketahui bahwa:
1. Parentalnya
adalah
♂ black >< ♀ White
+ bb w
w
2. Bagan
persilangan.
♂ black >< ♀ white
p + bb w w
F1 +
w ><
w
♀ normal ♂ white
F2 + w 3+ =
3 ♀ normal
1 bb = 1 ♀ black
w w 3+
= 3 ♀ White
1 bb = 1 ♀ white black
+ 3 +
= 3 ♂ normal
1 bb
= 1 ♂ black
w 3 + = 3 ♂ white
1 bb
= 1 ♂ white black
Maka
diperoleh ratio generasi F2 adalah
3♀ normal : 1♀ black : 3 ♀ white : 1 ♀ white black : 3 ♂ normal :
1♂black : 3♂ white : 1♂ white black
3. Perbandingan
tabel chi kuadrat.
♀ normal
|
♀ black
|
♀ white
|
♀ white black
|
♂ normal
|
♂ black
|
♂ white
|
♂ white black
|
Jumlah
|
|
Jumlah individu yang
diamati (ft)
|
113
|
20
|
85
|
13
|
56
|
17
|
60
|
18
|
382
|
Jumlah individu yang
diharapkan(Ft)
|
x382
=71,62
|
x382
=23,87
|
x382
=71,62
|
x382
=23,87
|
x382
=71,62
|
x382
=23,87
|
x382
=71,62
|
x382
=23,87
|
381,96
|
Derajat kebebasan (dk) = 8-1
= 7
Tabel chi kuadrat 14,067
X2 = + + + + + + +
= + + + + + + +
= 23,9 + 0,6 + 2,4 + 4,9+ 3,4 + 1,9 + 1,8 + 1,4
= 40,3
Maka diperoleh Xhitung 40,3
Tabel chi kuadrat
14,067
|
-
Hipotesis
Dari data yang diperoleh jika dibandingkan dengan tabel chi kuadrat
(14,067) maka hasil tersebut lebih besar dengan tabel. Dapat disimpulkan
Xhitung > X2tabel sehingga HO ditolak.
F.
Pembahasan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan pada botol nomor 27 diketahui bahwa:
Parentalnya adalah black >< ♀ white.
+ bb w
w
Setelah kedua parental
dikawinkan maka diperoleh F1 yaitu
F1 +
w w
♀ normal ♂ white
Ini menunjukkan pembuktian hukum morgan yang mengawinkan betina mata putih dengan jantan
bermata merah. Hasilnya keturunan pada F1 menghasilkan semua betina mata merah seperti induk jantannya dan semua keturunan jantan bermata
putih sama seperti mata induknya.
Ini merupakan satu contoh pola pewarisan berselang-seling.
Individu laki-laki mewariskan sifat yang bertaut seks kepada cucu laki-laki
melalui anaknya perempuan, tidak pernah melalui anaknya laki-laki. Sifat itu
diwariskan menyilang atau bergantian dari satu jenis kelamin kepada jenis
kelamin yang lain dari generasi ke senerasi. Fenotipe individu betina akan
segera nampak pada anaknya jantan. (kusdiarti:2006)
Setelah dibuat bagan persilangannya kemudian F1
dikawinkan dengan sesamanya maka
diperoleh ratio generasi F2 yaitu
3♀
normal : 1♀ black : 3♀ white : 1♀ white black : 3♂ normal : 1♂ black:3♂ white:
1♂white black.
Hasil persilangan gen terpaut seks sangat
tergantung kepada fenotip pada setiap jenis kelamin parentalnya. Hal ini karena
hewan betina mempunyai dua kromosom seks atau kromosom x, sedangkan bagi hewan
jantan hanya mempunyai sebuah kromosom x saja. (sisunandar:2011)
Dalam praktikum yang telah dilakukan
diketahui bahwa parentalnya yaitu yang ♂ adalah black dan yang ♀ adalah white.
Hasil yang diperoleh pada generasi F2 menunjukkan baik jantan maupun betina
mempunyai genotif yang sama dengan presentasi jantan 50% dan betina 50%.
Contohnya jumlah normal yang ♂ dan ♀ sama yaitu 3:3, jumlah black antara ♂ dan
♀ sama yaitu 1:1, jumlah white antara ♂ dan ♀ sama yaitu 3:3 dan jumlah white
black antara ♂ dan ♀ sama yaitu 1:1.
Jika parentalnya di ubah yaitu yang
♂ white dan yang ♀ black sudah pasti keturunan F1 dan F2nya
tidak sama dengan percobaan yang telah dilakukan, hal tersebut karena hasil
dari persilangan gen terpaut seks sangat tergantung dan dipengaruhi oleh kedua
fenotif dari jenis kelamin parentalya.
Setelah dihitung perbandingan chi kuadratnya
diperoleh Xhitung 40,3 yang mana hasil tersebut lebih besar dari pada X2
tabel yang mempunyai derajat kebebasan 7 yaitu 14,067. Atau dengan kata lain
Xhitung > X2 tabel sehingga Hipotesis nol (Ho) ditolak. Yang
artinya data yang diperoleh menyimpang dengan percobaan morgan atau hukum
morgan.
Dari data yang diperoleh
menunjukkan hasil praktikum tidak sesuai dengan hukum morgan, hal itu bisa di
sebabkan karena :
-
kelalaian dalam menghitung lala buah (D. Melanogaster) yang kurang teliti sehingga data yang
diperoleh tidak valid atan tidak sesuai dengan tabel chi kuadrat.
-
Kurang atau sedikit lalat buah (D. Melanogaster) yang telah di amati.
-
Dalam proses perkawinan mengalami
nondisjunction yaitu akibat dari kromosom yag tidak memisah pada anaphase dari
meosis dan menyebabkan penambahan atau
pengurangan kromosom dalam gamet dan zigot. ( Kusdiarti:2006)
G.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-
Parental pada botol nomor 27 adalah ♂ black ><
♀ white.
+ bb w
w
-
Generasi
F1 yaitu yang ♀ normal dan ♂ white,yang mana generasi F1
♂ mempunyai fenotipe sama dengan
parental yang ♂.
-
Generasi F2 diperoleh ratio perbandingan 3♀
normal : 1♀ black : 3♀ white : 1♀ white black : 3♂ normal : 1♂ black:3♂ white:
1♂white black.
-
Xhitung > X2 tabel
40,3 > 14,067 maka
hipotesis nol ditolak artinya tidak sesuai dengan percobaan morgan atau tidak
sesuai dengan hukum morgan.
-
Hasil persilangan gen terpaut seks
dipengaruhi oleh fenotif jenis kelamin kedua induknya.
DAFTAR PUSTAKA
Kusdiarti,lilik.
2006. Genetika Tumbuhan cetakan ke-5.
Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Sisunandar.
2011. Penuntun Praktikum Genetika.
Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Yatim
wildan. 2003. Genetika Cetak Ulang Edisi
Ke 5. Bandung: Tarsito
Makasih.. sangat bermanfaat.. :)
ReplyDeletemakasih.. sangat bermanfaat.. :)
ReplyDelete